Sejarah pelabuhan seng hie Pontianak. Kota Pontianak memiliki pelabuhan tertua yang mana saat ini masih aktif dalam bongkar muat barang.
Pelabuhan tersebut juga bisa di jadikan tempat wisata untuk daerah kota Pontianak, sehingga menjadikan kota pontianak sebagai Pontianak Kota Wisata Paling Menarik di Indonesia
Pelabuhan Seng hei merupakan tempat bongkar muat kapal-kapal barang,yang terletak di pontianak. Setiap harinya di seng hei khas dengan aroma ikan asin yang tercium di mana-mana. Ikan asin menjadi salah satu barang dagang utama di sini, berkarung-karung ikan asin dikirim dari berbagai tempat di pelosok kalimantan barat. Selain ikan asin banyak kapal juga membongkar ikan basah,sawit,dan karet. Selain kapal barang, banyak kapal penumpang juga merapat di sini.
Wisata Pontianak. Ada kapal yang rutenya jauh,ada juga kapal yang rutenya dekat,yang jauh contohnya pontianak – pulau maya, perjalanan pontianak – pulau maya ini memakan waktu sekitar 12 jam menyusuri sungai kapuas. Kapal jarak jauh seperti ini biasanya hanya ada 1 minggu 2 kali saja, tetapi kalau kapal kecil jarak dekat berjalan setiap saat tetapi,rutenya hanya menyebrang sungai kapuas dari seng hei ke daerah keraton kadriah dan mesjid sultan syarief abdurrahman.
Ongkosnya pun hanya 1000 rupiah nah, kapal kecil ini biasa disebut klotok 1 klotok bisa mengangkut 10 penumpang. Di seng hei terdapat kapal bandung kapal ini seperti rumah terapung di dalamnya ada kamar mandi dan dapur. Kapal Bandung biasanya menempuh perjalanan yang jauh, bahkan sampai berhari-hari menyusuri kapuas. Biasanya kapal Bandung mengangkut hasil perkebunan seperti sawit dan karet.
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan rakyat pertama dan tertua yang berada di Kota Pontianak. Letaknya sangat strategis berhadapan dengan Sungai Kapuas dan dibelakangnya dekat dengan jalan Tanjungpura.
Di informasikan bahwa Pontianak sedang gencar-gencarnya membangun kotanya menjadi Kota Wisata, sehingga membuatnya tidak kalah dengan kota wisata lainnya
Nama pelabuhan ini di ambil dari seseorang pengusaha keturunan Cina bernama Than Seng Hie. Ia merupakan pengusaha besar di bidang hasil bumi. Pada beberapa dekade ia membuka usaha di sekitar daerah ini. Namun disekitar tahun 1930-an usaha yang dibangunnya mengalami kemunduran. Sehingga ia terpaksa menjual tanahnya kepada pihak keuskupan, yang diperkirakan pada masa kepemimpinan Uskup Mosieur Pasisficus Bosch.
Pelabuhan Seng Hie ini memang tempat bongkat muat kapal-kapal barang. Ikan asin itu salah satu barang dagangan utama di sini. Makanya baunya tercium ke mana-mana. Berkarung-karung ikan asin, dikirim dari berbagai tempat di pelosok Kalimantan Barat. Selain ikan asin, ikan basah, sawit, dan karet juga biasa terlihat di seputaran Seng Hie.
Selain kapal barang, banyak juga kapal penumpang yang merapat di sini. Ada yang rutenya jauh, sedang, dan dekat. Yang jauh itu contohnya Pontianak-Pulau Maya. Waktu tempuhnya kira-kira 12 jam. Kapal jarak jauh seperti ini, biasanya hanya jalan 1 minggu 2 kali saja.
Kalau kapal kecil jarak dekat atau klotok, jalan setiap saat. Rutenya hanya menyeberangi sungai Kapuas dari Seng Hie ke daerah Keraton Kadriah dan Mesjid Sultan Syarief Abdurrahman, Pontianak. Ongkosnya seribu rupiah saja. Satu klotok bisa mengangkut 10 penumpang.
Referensi :
Terimakasih karena anda telah membaca tulisan kali ini tentang Sejarah pelabuhan seng hie Pontianak
semoga menjadikan kita bangga dengan daerah sendiri dan bangga untu berkata bahwa Pontianak Kota Wisata Paling Menarik di Indonesia
Tahun 2004 operasional oleh dinas perhubungan kota Pontianak, setelah dilakukan renovasi oleh dinas PU kota ptk dengan pelayaran perdana kapal cepat pontanak-ketapang.
BalasHapusSaat itu ada dua kapal yg melayani. Kapal Poly dan kapal Mega
BalasHapus